Langsung ke konten utama

Evaluasi Produk

Evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan dan menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan terhadap implementasi dan efektifitas suatu produk.
Model evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang terdiri dari empat komponen evaluasi yaitu Context, Input, Process, dan Product (CIPP).  Berikut ini langkah-langkah evaluasi produk:
  1. Evaluasi context menentukan kebutuhan dan masalah-masalah untuk menetapkan tujuan. Evaluasi konteks merupakan need assesment kebutuhan pengembangan produk di perusahaan. Sasaran evaluasi mencakup permasalahan yang dihadapi para pembuat produk/produsen, seperti: sulitnya mencari pelanggan tetap dan mencari lokasi yang strategis.
  2. Evaluasi input berfokus pada pengumpulan informasi input yang penting seperti pelaksanaan rencana kegiatan, sumber daya (SDM, bahan baku, keuangan), penyediaan sarana, penyediaan biaya efektif untuk penyiapan kebutuhan dan pencapaian tujuan.
  3. Evaluasi process (dapat disebut monitoring) berkenaan dengan kajian seberapa jauh pelaksanaan operasional produk yang telah berjalan secara efektif, menilai pelaksanaan rencana, kemudian membantu pengguna menilai kinerja produk, dan membuat penafsiran hasilnya.
  4. Evaluasi product yakni evaluasi keluaran (output) yakni mengidentifikasi dan menilai hasil baik jangka pendek dan jangka panjang. Evaluasi keluaran terarah pada hasil langsung (direct) program. Kinerja SDM dan efektivitas produk yang teramati pada akhir implementasi program akan dinilai pada tahap ini.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam proses evaluasi dapat dilakukan dari dua sisi yaitu evaluasi proses dan evaluasi produk.  Kedua hasil evaluasi ini akan membantu pengembang dan pengguna produk untuk melihat hasil yang dicapai dari produk tersebut, kendala dan hambatan yang ditemukan dalam penerapan produk, kelemahan dan keunggulan untuk pengembangan lebih lanjut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami Paparan Deskriptif, Naratif, Argumentatif, atau Persuasif Tentang Produk/Jasa

PAPARAN DESKRIPTIF,NARATIF,ARGUMENTASI,DAN PERSUASIF 1.pengertian paragraf deskriptif Paragraf deskriptif adalah sebuah paragraf yang menggambarkan sebuah objek dengan tujuan agar para pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu. Paragraf deskripsi ini menggambarkan sesuatu dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. 2.jelaskan apa yang dimaksud dengan paragraf argumentasi Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi  isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan objektif di mana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat. 3.jelaskan pengertian paragraf naratif Pengertian Paragraf Naratif. Secara sederhana, paragraf dapat diartikan sebagai rangkaian kalimat yang disusun untuk menjelaskan sebuah ide pokok. ... Pengertian paragraf naratif adalah jenis karangan yang mengungkapkan suatu k...

Penerapan proses produksi massal yang benar

Produksi massal adalah sistem produksi dalam jumlah besar dari produk standar yang terjadi secara terus - menerus sebagai aliran produksi dan bersifat berkesinambungan serta menggunakan metode biaya rendah per unitnya. Penerapan proses produksi massal harus distandarisasi oleh interchangeable parts atau peralatan yang dapat digunakan untuk memproduksi barang yang sama dalam jumlah besar. Di sini, tahap perencanaan  harus  mencakup  langkah - langkah  kerja  dan  revisi terhadap langkah - langkah tersebut. Kemudian rencana itu dilaksanakan pada tahap implementasi, dan sekaligus dengan tahap pengendaliannya. Berikut adalah tahapan - tahapan penerapan proses produksi massal yang sesuai dengan ketentuan. Tahap persiapan. Tahap ini didahului oleh kegiatan seperti perencanaan dan desain produk yang dihasilkan oleh kegiatan riset dan pengembangan Proses  persiapan  produksi  yang terdiri  dari  kegiatan - kegiatan  seperti...

TAHAP PENGUJIAN FUNGSI PRODUK

Secara garis besar, terdapat 4 kegiatan dalam pengujian produk: a. Pengujian teknis (technical testing) dengan cara membuat prototipe yang merupakan approximationproduk akhir. Sebagai contoh estimasi usia pajang produk dapat mempengaruhi frekuensi dan biaya pengiriman. Kemungkinan timbulnya masalah pemakaian yang signifikan dapat mengakibatkan diperlukannya tambahan informasi periklanan, labeling, atau point-of-sale. b. Pengujian preferensi dan kepuasan (preference and satisfaction testing) yang digunakan untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran dan untuk membuat ramalan penjualan awal dari produk baru. Secara umum ada dua cara utama untuk keperluan tipe pengujian ini. Pendekatan pertama adalah meminta konsumen untuk memakai suatu produk selama jangka waktu tertentu, lalu kemudian mereka diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan berkaitan dengan preferensi dan kepuasan mereka. Pendekatan kedua adalah melakukan “blind test” sedemikian rupa sehi...